Pembangkit listrik tenaga air
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang di hubungkan ke Turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak. Hidroelektrisitas adalah sumber energi terbarukan.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.
Di banyak bagian Kanada (provinsi British Columbia, Manitoba, Ontario, Quebec, dan Newfoundland and Labrador) hidroelektrisitas digunakan secara luas. Pusat tenaga yang dijalani oleh provinsi-provinsi ini disebutBC Hydro, Manitoba Hydro, Hydro One (dulunya "Ontario Hydro"), Hydro-Québec, dan Newfoundland and Labrador Hydro. Hydro-Québec merupakan perusahaan penghasil listrik hydro terbesar dunia, dengan total listrik terpasang sebesar 31.512 MW (2005).
Pentingnya
Tenaga listrik hydro, menggunakan kinetik, atau energi gerakan sungai, sekarang menyediakan 20% listrik dunia. Norwegia menghasilkan hampir seluruh listriknya dari hydro, sedangkan Islandia memproduksi 83% dari kebutuhannya (2004), Austria memproduksi 67% dari seluruh listrik yang dihasilkan di negara tersebut. Kanada merupakan penghasil tenaga hidro terbesar dunia dan memproduksi lebih dari 70% listriknya dari hidroelektrik.
JENIS-JENIS PLTA
a. PLTA jenis terusan aliran sungai (run-of-river)
PLTA jenis ini memanfaatkan aliran
sungai secara alami untuk menghasilkan energi listrik. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1, air di hilir sungai dimanfaatkan sedemikian
rupa tanpa mengganggu aliran sungai ke hulu. Energi listrik yang
dihasilkan sebanding dengan jumlah volume air perdetik yang mengalir.
Sehingga saat sungai kering tidak ada air, generator tidak bisa
menghasilkan energi listrik. Namun keuntungan dari PLTA tipe ini adalah
biaya konstruksinya yang murah dan pembangunannya yang sederhana. PLTA
tipe ini cocok dibangun pada sungai-sungai besar di Indonesia yang
lokasinya masih terisolasi dan bertujuan untuk mendapatkan sumber energi
listrik yang ramah lingkungan dengan segera.
Gambar 1 PLTA terusan aliran sungai (run-on-river)
b. PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)
PLTA jenis ini menggunakan bendungan
yang melintang disungai, yang bertujuan untuk menaikkan permukaan air
dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih
besar sebagai pembangkit listrik. PLTA jenis ini memiliki efisiensi yang
lebih baik daripada PLTA tipe terusan aliran sungai.
Dengan menggunakan cara seperti ini,
kita juga dapat mengatur aliran sungai per hari ataupun per minggu untuk
membangkitkan listrik sesuai dengan kebutuhan beban. Karena bisa
mengatur aliran sungai, PLTA jenis ini bisa digunakan sewaktu-waktu
untuk memenuhi kebutuhan sumber energi pada saat beban puncak.
c. PLTA dengan menggunakan waduk (reservoir)
PLTA tipe ini mirip dengan prinsip PLTA
yang menggunakan kolam pengatur. Cuma disini dibuatkan sebuah waduk
yang dapat menampung air dalam jumlah besar, sehingga kapasitas
pembangkitan energi listrik PLTA juga menjadi lebih besar lagi. Waduk
ini biasanya berbentuk hampir seperti danau buatan, atau dapat dibuat
dari danau asli sebagai penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim
kemarau. PLTA jenis banyak terdapat di negara-negara yang memiliki
curah hujan sedikit, hanya 2-3 bulan saja, atau negara 4 musim.
Sayangnya pembuatan PLTA yang
menggunakan bendungan ini selain menghabiskan tanah dan modal yang
besar. terkadang bisa menyebabkan perubahan atau kerusakan lingkungan
yang fatal.
Gambar 3 PLTA yang menggunakan bendungan
d. PLTA jenis pompa – generator (pomped storage)
PLTA jenis ini membutuhkan dua buah kolam
pengatur. Saat kebutuhan listrik meningkat, air akan dialirkan dari
kolam pengendali atas dan ditampung di kolam pengendali yang bawah.
Energi potensial aliran air inilah yang dimanfaatkan menjadi energi
listrik. Sedangkan saat beban minimal, listrik yang dihasilkan
pembangkit listrik lain digunakan untuk memompa balik air ke kolam
penampung diatas untuk digunakan kembali saat dibutuhkan.
Di Indonesia pembangkit ini cocok
dikembangkan karena pada saat malam hari, semua orang serempak
menggunakan listrik sehingga beban melonjak secara seketika, sedangkan
siang hari hanya sedikit orang yang menggunakan listrik. Pembangkit ini
bertujuan untuk menyimpan energi listrik sisa yang dibangkitkan. Sisa
listrik yang dibangkitkan oleh PLTU lainnya digunakan untuk memompa air
dan digunakan saat beban puncak di malam hari.
Gambar 4 PLTA pompa – generator (pomped storage)
e. PLTA Hydroseries
Konsep PLTA ini adalah dengan
memanfaatkan aliran sungai yang panjang dan deras dari ketinggian
tertentu. Dimana sepanjang aliran sungai terdapat lebih dari satu
bendungan yang diseri pada ketinggian tertentu untuk menghasilkan energy
listrik yang lebih optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar